Artikel
Menilik Kembali Hari Kebangkitan Nasional
oleh Dr. H. Chazim Maksalina, M.H.
Ketua Pengadilan Tinggi Agama Gorontalo
Hari ini adalah tepat ulang tahun ke 117 hari kebangkitan nasional sejak berdirinya organisasi Boedi Oetomo 20 Mei 1908 di Batavia (Betawi sekarang Jakarta) suatu momen bersejarah yang menandai kebangkitan semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme untuk memperjuangkan kemerdekaan.
Harkitnas tidak terlepas dari berdirinya Boedi Oetomo, organisasi pergerakan pertama di Indonesia yang dipelopori oleh Dr. Soetomo dan para mahasiswa STOVIA Batavia (School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen) atau Sekolah Pendidikan Dokter Boemiputra.
Organisasi ini didirikan dengan tujuan mulia, yaitu memajukan pendidikan dan derajat bangsa Indonesia. Boedi Oetomo menjadi wadah bagi para pemuda terpelajar untuk menyatukan suara dan memperjuangkan hak-hak mereka.
Semangat dan ide-ide segar mereka menjadi inspirasi bagi berdirinya organisasi-organisasi pergerakan lainnya di seluruh pelosok tanah air.
Kelahirannya menjadi titik balik dalam sejarah bangsa Indonesia. Organisasi ini memicu semangat kebangsaan dan persatuan, mendorong rakyat untuk bangkit melawan penjajahan.
Organisasi ini didirikan dengan tujuan mulia, yaitu memajukan pendidikan dan derajat bangsa Indonesia. Budi Utomo menjadi wadah bagi para pemuda terpelajar untuk menyatukan suara dan memperjuangkan hak-hak mereka.
Semangat dan ide-ide segar mereka menjadi inspirasi bagi berdirinya organisasi-organisasi pergerakan lainnya di seluruh pelosok tanah air.
Berdirinya Boedi Oetomo juga menginspirasi organisasi besar seperti Indische Partij, Sarekat Islam, Muhammadiyah, Taman Siswa, Nahdlatul Ulama, Perhimpunan Indonesia, dan berbagai organisasi-organisasi pemuda dan pelajar di tanah air.
Tema yang diangkat tahun ini adalah "Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat". Tema ini menggambarkan semangat kolektif seluruh komponen bangsa untuk bangkit dari berbagai tantangan dan bergerak maju menuju Indonesia yang lebih kuat, mandiri, dan sejahtera.
Boedi Utomo hadir dari keresahan terhadap penderitaan masyarakat akibat penjajahan dan bertujuan mencerdaskan bangsa melalui pendidikan.
Tokoh penting dalam kelahiran Boedi Oetomo adalah Dr. Wahidin Soedirohoesodo, yang menggagas pentingnya dana pendidikan untuk pelajar pribumi yang berprestasi tetapi kurang mampu secara ekonomi. Gagasan ini kemudian didukung oleh Soetomo dan rekan-rekannya. Boedi Oetomo menjadi organisasi pelopor kebangkitan nasional yang menandai kesadaran kolektif bahwa rakyat Indonesia adalah satu bangsa, bukan sekadar kumpulan suku atau wilayah.
Makna Kebangkitan Nasional
Sejak era 1900-an, bangsa Indonesia telah membuktikan kemampuannya untuk bangkit, bersatu, mengusir penjajah, meraih kemerdekaan, akses pendidikan, dan mempertahankan keutuhan negara di tengah berbagai krisis.
Semangat kebangkitan nasional ini yang mesti diwariskan dari generasi ke generasi, menjadi fondasi dalam membangun demokrasi, menjaga kedaulatan, serta menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Bahkan, dalam kondisi arus globalisasi dan tantangan zaman, semangat Hari Kebangkitan Nasional tetap relevan sebagai pengingat bahwa kebangkitan bangsa dimulai dari kesadaran dan persatuan seluruh anak bangsa.
Menuju Indonesia Emas 2045
Indonesia emas 2045 bukanlah sekedar impian kosong. Ia adalah target yang bisa kita capai jika kita bersatu, bekerja keras, dan memprioritaskan kepentingan bangsa di atas segalanya. Di dalamnya terkandung harapan akan sebuah Indonesia yang adil, makmur, dan berdaya saing global.
Bagaimana kita bisa mencapai visi tersebut? Pertama, kita harus memperkuat fondasi bangsa melalui pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah kunci untuk mempersiapkan generasi muda sebagai pemimpin masa depan yang mampu bersaing di tingkat global. Investasi dalam pendidikan harus menjadi prioritas utama, karena tanpa itu, kita akan kehilangan arah dan visi sebagai bangsa.
Kedua, kita harus memajukan pembangunan infrastruktur dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Infrastruktur yang baik adalah modal dasar untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Namun, pembangunan infrastruktur tidak boleh dilakukan dengan merusak lingkungan. Kita harus mampu menggabungkan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan agar Indonesia bisa tumbuh menjadi negara yang berkelanjutan.
Ketiga, kita harus memperkuat ekonomi dengan mendorong sektor-sektor yang berpotensi untuk tumbuh dan berkembang. Peluang ekonomi harus diperluas kepada seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya segelintir orang atau kelompok tertentu. Kita harus menciptakan iklim investasi yang kondusif, memperbaiki regulasi yang menghambat pertumbuhan usaha dan memberikan dukungan kepada usaha kecil menengah untuk bisa bersaing di pasar global.
Keempat, kita harus menjaga persatuan dan kerukunan sebagai modal dasar keberhasilan bangsa. Dalam keragaman kita, terdapat kekuatan yang luar biasa jika kita mampu mengelolanya dengan bijak. Toleransi, saling menghargai, dan gotong royong harus menjadi prinsip yang kita pegang teguh dalam kehidupan bermasyarakat.
Mari kita sambut peringatan ini dengan semangat yang membara, dengan tekad yang bulat, dan dengan keyakinan bahwa kita mampu menghadapi tantangan apapun demi mewujudkan Indonesia emas 2045.
Wallahu a'lam bi showab
Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa sohbihi ajma'in